Minggu, 25 Desember 2016

MODEL PEMROSESAN INFORMASI


            Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannnya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan : mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985).Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.

            Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi – kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari : (1) Informasi Verbal, (2) Kecakapan Intelektual, (3) Startegi Kognitif, (4) Sikap, (5) Kecakapan Motorik.
            Delapan fase proses pembelajaran menutur Robert M. Gagne adalah :
1.      Motifasi, fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu (motifasi intrinsik dan ekstrinsik).

2.      Pemahaman, individu menerima dan memahami informasi yang di peroleh dari pembelajaran. Pemahaman di dapat melaui perhatian.

3.      Pemerolehan, individu memberikan makna/mempersepsi segala informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam memori siswa.

4.      Penahanan, menahan informasi/hasil belajar agar dapat di gunakan untuk jangka panjang. Proses mengingat jangka panjang.

5.      Ingatan Kembali, mengeluarkan kembali informasi yang telah di simpan, bila ada rangsangan.

6.      Generalisasi, menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu.

7.      Perlakuan, perwujudan perubahan prilaku individu sebagai hasil pembelajaran.

8.      Umpan Balik, individu memperoleh feedback dari prilaku yang dilakukannya.
Ada sembilan langkah yang harus diperhatikan pendidik di kelas kaitannya dengan pembelajaran pemrosesan informasi.
1.      Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2.      Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan di bahas.
3.      Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4.      Menyampaikan isi pembelajaran sesuai topik yang telah di rencanakan.
5.      Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6.      Memberikan penguatan pada prilaku pembelajaran.
7.      Memberikan feedback terhadap prilaku yang di tunjukan siswa.
8.      Melaksanakan penilaian proses dan hasil.
9.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
Model Proses Informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran diantaranya:
1.      Mengajar Induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori.

2.      Latihan Inquiry, yaitu untuk memcari dan menemukan informasi yang memang diperlukan.

3.      Inquiry Keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain – domain disiplin ilmu lainnya.

4.      Pembentukan Konsep, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.

5.      Model Pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama logis, aspek sosial dan moral.

6.      Advanced Organizer Model, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna.

Implikasi teori belajar kognitif (Piaget) dalam pembelajaran diantaranya :
1.    Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak. Anak akan dapat belajar dengan baik apabila ia mampu menghadapi lingkungan dengan baik.

2.    Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan belajarnya sebaik mungkin. (Fasilitator, ing arso sung tolado, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani).

3.    Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Beri peluang kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.

4.    Di kelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisasi dan diskusi sebanyak mungkin.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mifta Erls Template by Ipietoon Cute Blog Design