Paul B. Diedrich yang dikutip dalam Nanang hanafiah dan Cucu suhana
(2010:24) menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu
sebagai berikut:
1.
Kegiatan-kegiatan
visual (visual activities), yaitu membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang
lain bekerja atau bermain.
2.
Kegiatan-kegiatan
lisan (oral activities), yaitu mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara diskusi dan interupsi
3.
Kegiatan-kegiatan
mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, atau mendengarkan radio.
4.
Kegiatan-kegiatan
menulis (writing activities), yaitu menulis cerita, menulis
laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman,
dan mengerjakan tes serta mengisi angket
.
5.
Kegiatan-kegiatan
menggambar (drawing activities), yaitu menggambar, membuat grafik,
diagram, peta dan pola.
6.
Kegiatan-kegiatan
motorik (motor activities), yaitu melakukan percobaan, memilih
alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
serta menari dan berkebun.
7.
Kegiatan-kegiatan
mental (mental activities), yaitu merenungkan mengingat,
memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan
membuat keputusan.
8.
Kegiatan-kegiatan
emosional (emotional activities), yaitu minat, membedakan, berani,
tenang, merasa bosan dan gugup.
Dengan adanya
pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup
kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-kegiatan tersebut dapat tercipta di
sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan
benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
0 komentar:
Posting Komentar