Jumat, 23 Desember 2016

TEMPRAMEN


Menurut Allport: “Temperamen adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.”
Menurut G. Ewald: Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani.” Tempramen adalah sifat-sifat jiwa yang sangat erat hubungannya dengan konstitusi tubuh.
Yang dimaksud konstitusi tubuh disini ialah keadaan jasmani seseorang yang terlihat dalam hal-hal yang khas baginya, seperti keadaan darah, pekerjaan kelenjar, pencernaan, pusat saraf, dan lain-lain.
Temperamen lebih merupakan pembawaan dan sangat dipengaruhi/ tergantung pada konstitusi tubuh. Oleh karena itu temperamen sukar diubah atau didik; tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati orang yang bersangkutan. Contohnya si A memiliki kemampuan melawak yang sangat dikagumi, karena ia memiliki tipe tubuh dan raut muka yang sedemikian rupa, sehingga baru saja melihat mimiknya orang sudah ingin tertawa. Temperamen lebih merupakan pembawaan dan sangat dipengaruhi/ tergantung kepada konstitusi tubuh. Oleh karna itu tempramen sukar diubah atau dididik; tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati orang yang bersangkutan. Temperamen ini turun temurun dan tak dapat diubah oleh pengaruh-pengaruh dari luar. Temperamen tidak mengalami perkembangan, karena temperamen tergantung konstelasi hormon-hormon dan keadaan cairan dalam tubuh.
Kecerdasan siswa juga dipengaruhi oleh tempramen, karena kecerdasan itu menurut Santrok dalam slavin (1997), aspek mempengaruhi perkembangan itu adalah keturunan/genetik. Temperamen individu sukar diubah atau dididik, tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati individu yang bersangkutan.
Tempramen adalah gaya-prilaku karakteristik individu dalam merespon sesuatu yang dipengaruhi oleh konstitusi tubuhnya, misalnya cairan darah. Ada 4 golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuh, yaitu:
·   Sanguinisi (yang banyak darahnya), sifatnya periang, gembira, optimis, lekas berubah-ubah stemming-nya.
·         Kolerisi (yang banyak empedu kuningnya), sifatnya garang, hebat, lekas marah , agresif.
·         Flegmatisi (yang banyak lendirnya), sifatnya lamban, tenang, tidak mudah berubah.
·         Melankolisi (banyak empedu hitamnya), sifatnya muram, tidak gembira, pesimistis.

Anak yang memiliki tipe sanguinis misalnya lebih bersemangat dalam belajar jika dibandingkan anak yang flegmatis. Anak yang melankolis cenderung lebih menyukai hal-hal yang teortis dibandingkan praktis. Hal ini tentu berpengaruh terhadap proses belajar anak. Guru di tuntut mampu mengenali anak sepenuhnya, sehingga dapat membantu perkembangan anak sesuai keadaan dirinya. Selain itu, Kaitan proses belajar sangat erat dengan tempramen karana yang mempengaruhi semangat belajar siswa adalah tempramen. Kecerdasan siswa juga dipengaruhi oleh tempramen, karena kecerdasan itu menurut Santrok dalam slavin (1997), aspek mempengaruhi perkembangan itu adalah keturunan/genetik.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Mifta Erls Template by Ipietoon Cute Blog Design