Tujuan pembelajaran adalah tercapainya
perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajarantercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran
Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk
pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu
dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran
harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa
setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran
dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih
Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran,
yaitu:
- Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud
kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan
perbuatan belajarnya secara lebih mandiri;
- Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan
ajar;
- Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan
belajar dan media pembelajaran;
- Memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam
pendekatan masalah khusus dalam pembelajaran atau sering di kenal dengan
istilah SME, mendeskripsikan bahwa pendekatan ini akan menciptakan pembelajaran
yang spesifik sesuai dengan bidangnya. Pendekatan ini lebih mempertimbangkan
apa yang harus dipelajari tentang materi tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa
identifikasi tujuan pembelajaran melalui pendekatan masalah khusus dalam
pembelajaran, mengandung makna sebagai pengetahuan dan pengertian berdasarkan
informasi yang diterima.
Pendekatan
berikutnya yaitu pendekatan penguraian isi pembelajaran. Pendekatan ini lebih
menetapkan berdasarkan fakta-fakta dari masalah yang di tampilkan, tapi sebuah
asumsi menyatakan bahwa frekuensi akan mempengaruhi masalah seperti siswa yang
berada dalam kelas unggul tetapi tidak belajar dengan tipe yang benar atau
yidak sesuia dengan isi pembelajaran. Pendekatan ini sering terjadi jika ”tipe
yang benar dan sesuai dengan isi pembelajaran” sesuai denga isi standar kurikulum
dan bagan kerja, perangkat pembelajaran, pelatihan manual, dan lain sebagainya.
Masalah pada pendekatan ini, harus sesuai dengan standar isi dimana tidak
banyak yang sesuai atau tidak ada jalan keluar yang cukup mampu untuk
organisasi atau kebutuhan sosial.
Tujuan
khusus melalui pendekatan tugas akan valid jika melalui perencanaan yang tepat
dan melalui latihan dengan petugas yang ahli dalam pelatihan tersebut atau jika
pendesain pembelajaran dapat melatih pemahaman dan kecakapan untuk
mengkonfirmasi atau mengubah tujuan pembelajaran setelah menemukan fakta.
Pendekatan yang keempat yaitu pendekatan pada teknologi penampilan, dimana
dalam tujuan pembelajaran disusun dalam menanggapi masalah atau kesempatan
dalam sebuah struktur. Tidak ada pertimbangan atas gagasan sebelumnya dari apa
yang harus dipelajari dari apa yang akan termasuk dalam tujuan pembelajaran
atau dalam kenyataan adanya kebutuhan untuk semua pembelajaran. Pendesain
terlibat dalam analisis pelaksanaan dan proses asesmen kebutuhan untuk mengidentifikasi
masalah dengan tepat, dimana hal tersebut bukanlah tugas yang mudah.
0 komentar:
Posting Komentar