Jumat, 30 Desember 2016

FILOSOFI ROTI BUAYA



Mengapa Roti Buaya selalu menghiasi acara pernikahan masyarakat Betawi? Ternyata Roti Buaya ini merupakan salah satu bawaan atau wejangan pengantin pria terhadap pengantin wanita di dalam pernikahan atau lamaran orang Jakarta asli. Bisa dikatakan ini adalah salah satu syarat bagi mempelai laki-laki di dalam pernikahan adat betawi.


Roti buaya ini biasanya dibagikan kepada para tamu undangan yang masih lajang, dengan harapan yang menerimanya segera mendapat jodoh dan menikah. Sebenarnya, roti buaya ini mulai dikenal oleh orang-orang Jakarta pada saat bangsa Eropa masuk Indonesia. Lalu membawa pengaruh terhadap pemikiran masyarakat asli Jakarta bahwa setiap pernikahan harus memiliki sebuah tanda yang mewakilkan acara sakralnya.

Simbol pernikahan yang dimiliki oleh bangsa Eropa pada saat itu adalah bunga. Merasa tak ingin kalah dan tak ingin meniru Eropa, orang Betawi pun berusaha untuk menerapkan simbol yang dibuat sendiri dalam adat pernikahannya.

Dipilihlah roti buaya ini. Konon menurut kepercayaan suku betawi, roti buaya ini adalah simbolisasi yang melambangkan kemapanan dan kesetiaan sampai akhir nanti. Makna kemapanan ada pada sebuah roti, dimana yg memakan roti hanyalah bangsawan-bangsawan pada zamannya. Sedangkan makna kesetiaan terdapat di buaya, karena semasa hidupnya buaya hanya melakukan satu kali pernikahan untuk seumur hidupnya.

Filosofi inilah yang membuat roti buaya hingga saat ini menjadi simbolisasi pernikahan adat Betawi, dengan harapan agar kedua mempelai dapat mapan dan setia sampai akhir nanti. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mifta Erls Template by Ipietoon Cute Blog Design