Sejarah piramida mesir dimulai ketika sebagian
masyarakat dari kerajaan poshi menduduki tempat ini pada abad ke 6 SM. Mereka
kehilangan kedudukannya lebih dari 2.000 tahun lebih dan menerima kekuasaan
dari kerajaan yunani, kerajaan islam, roma dan negara lainnya.
Sejak zaman itu banyak karya
besar akan sejarah piramida Mesir khususnya membahas tentang kerajaan Firaun,
karya besar akan sejarah tersebut sedikit demi sedikit dihancurkan dan
digantikan dengan budaya baru yang masuk ke daerah tersebut, namun beberapa tim
peneliti sejarawan masih dapat menemukannya.
Pertama kali penggalian
dilakukan pada masa jenderal Khalifah Al-Ma’mun pada tahun 820 M, mereka
menemukan jalan rahasia masuk ke dalam piramida, berharap pada saat itu
ditemukannya harta karun berupa emas, berlian maupun yang lain terkubur
disamping peti para raja mesir pada saat itu, namun naasnya mereka tidak
menemukan satu buah harta karun sama sekali, bahkan dinding dari makam tersebut
kosong tidak ada ukiran satupun yang ditemukan.
Sejarawan meneliti sejarah
piramida Mesir jika pada saat pertama kali penggalian pasukan oleh Khalifah
Al-Ma’mun sudah mengalami pencurian harta karun terlebih dahulu, namun mereka
menyimpulkan jika sangat sulit mencuri harta karun melalui jalan lain dan juga
menghapus semua ukiran yang ada di dinding makam tersebut.
Namun penggalian selanjutnya
mengungkapkan sejarah piramida Mesir banyak ditemukan harta karun disekitar
makam yang pada akhirnya disimpan oleh pemerintah setempat untuk dijadikan
pameran dan diamankan dari para penjarah harta karun.
Banyak pendapat yang
bermunculan tentang sejarah Piramida Mesir ini mulai dari bangunan makam pada
zaman Firaun, bangunan peninggalan UFO, bahkan ada juga yang berpendapat jika
piramida ini merupakan bangunan peninggalan bangsa Atlantis.
Namun dalam sebuah catatan
berjudul Inventory Stela mengungkapkan
sejarah piramida Mesir yang berbeda dengan para peneliti, dalam catatan
tersebut dikatakan jika piramida mesir sudah ada sebelum Khufu, catatan pada
batu prasasti tersebut berbeda dengan pandangan tradisional masyarakat sekitar.
0 komentar:
Posting Komentar